Cara Alus dan Keren Memimpin Banyuwangi

15 April 2017 13:11 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bupati Banyuwangi Azwar Anas di terminal hijau. (Foto: Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)
ADVERTISEMENT
Setiap pemimpin memiliki filosofi kepemimpinan dalam hidupnya, termasuk Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Bupati Anas telah menjadi orang nomor satu di Kabupaten Banyuwangi sejak 2010 dan memimpin dua kali periode.
Baginya, memimpin Banyuwangi harus dapat dirasakan masyarakat.
“Harus bisa dirasakan rakyat, harus bisa dirasakan lebih baik, lebih sejahtera, lebih nyaman buat mereka. Mereka dapat akses pendidikan lebih bagus. Dia bisa lebih terjangkau mendapatkan bahan-bahan makanan dan dia bisa lebih muda mengantarkan anaknya ke sekolah dan lain-lain,” ucap bupati muda ini.
Hal lain yang dicita-citakan Bupati Banyuwangi yaitu menyiapkan lapangan pekerjaan. Menurutya, ini perkara sulit karena mengintergrasikan antara peluang ekonomi dengan tumbuhnya sektor-sektor lain.
ADVERTISEMENT
“Jumlah anak yang lulus sekolah semakin hari semakin besar. Dua tahun kedepan, lulusan SMA dan SMK saja 36.000. Sementara jika mengandalkan sektor formal belum tersedia sebesar itu,” ucapnya ketika kumparan (kumparan.com) temui Sabtu (8/4) di Bandar Udara Blimbingsari.
“Maka saya kira mendorong sektor ekonomi kreatif dan sektor yang sejenis menjadi penting karena sektor formal tidak akan mampu menampung jumlah lapangan pekerjaan. Tidak mungkin mengandalkan sektor formal karena investasi akan terbatas,” sambungnya.
Bupati Anas memandang, pariwisata merupakan salah satu lokomotif dalam ekonomi kreatif. Jika tidak kreatif, kuantitas pengunjung dapat turun ke Banyuwangi. Hal ini dikarenakan, daerah lain turut tumbuh dan berinovasi. Dengan demikian, Bupati Anas mendorong anak muda untuk lebih kreatif lagi.
ADVERTISEMENT
Ketika kumparan bertanya dua kata yang merepresentasikan Bupati Banyuwangi, Anas mengatakan “alus dan keren”. Terlihat dari gaya bicara Bupati Anas yang halus namun tegas.
Sedangkan sisi keren Bupati Anas tampak dari keberaniannya membawa inovasi untuk Banyuwangi menuju arah yang lebih baik. Bahkan, ia memiliki sosial media, salah satunya yaitu Instagram.
Dalam kesempatan terpisah, tepatnya saat mengisi di Focus Group Discussion (FGD) di Kementerian Dalam Negeri pekan lalu, Anas menyatakan daerah harus menjadi kaki yang kuat bagi pemerintah pusat. Artinya, apapun kebijakan pusat, daerah harus mendukung dan menyukseskan.
"Daerah harus satu garis dengan pemerintah pusat. Latar belakang politik mungkin bisa beda, tapi kalau bicara kebijakan, harus segaris," kata Anas.
ADVERTISEMENT
Menurut Anas, daerah dan pusat punya kepentingan yang sama, yaitu memberi pelayanan publik yang lebih baik. Daerah punya kepentingan programnya didukung oleh pusat, baik secara regulasi maupun intervensi anggaran. Adapun pemerintah pusat berkepentingan programnya juga sukses di daerah.
"Jadi sebenarnya klop. Tinggal bagaimana disinergikan. Daerah juga harus pandai menangkap sinyal dari pusat, terutama terkait program-program," ujar kepala daerah yang dikenal berprestasi itu.
Abdullah Azwar Anas (Foto: Nur Syarifah/kumparan)
Anas mencontohkan kebijakan pengembangan pariwisata yang sedang digenjot pemerintah pusat. Merasa sesuai dengan potensi daerah, Banyuwangi juga terus memacu sektor turisme tersebut.
"Industri pariwisata memiliki dampak pengganda (multiplier effect) yang besar, mulai dari penyerapan tenaga kerja, dampak turunan ke sektor UMKM, penumbuhan wirausahawan baru seperti pembukaan homestay oleh warga dan tumbuhnya profesi pemandu wisata, hingga kontribusi ke pajak untuk pembangunan daerah," ujar Anas.
ADVERTISEMENT
Dan terbukti, sambung Anas, dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian daerah terus menggeliat berkat pariwisata. Sektor yang berkaitan dengan pariwisata, terutama akomodasi dan makan-minum, tercatat tumbuh paling signifikan dalam struktur produk domestik regional bruto (PDRB) Banyuwangi. PDRB Banyuwangi, yang menunjukkan besaran perekonomian daerah, naik signifikan sebesar 85% dari Rp 32,4 triliun (2010) menjadi Rp60,2 triliun (2015). Adapun pendapatan per kapita warga melonjak 80 persen dari Rp20,8 juta per tahun pada 2010 menjadi Rp37,5 juta per tahun pada 2015.
Ucapan yang dikatakan Anas ternyata dirasakan oleh penduduk setempat. Ketika kumparan menelusuri bibir Pantai Solong, kumparan bertemu dengan Sam (70) seorang nelayan dan sedikit berdialog.
Sam mengatakan, Banyuwangi lebih baik karena sudah banyak orang mengunjungi kabupaten tersebut. Ia mengaku senang dipimpin oleh Bupati Anas.
ADVERTISEMENT
Sam, nelayan di Pantai Solong, Banyuwangi (Foto: Deanda Dewindaru/kumparan)
Sama halnya dengan Jorg Jepsen, WNA Jerman yang telah tinggal di Banyuwangi selama 20 tahun merasa Banyuwangi lebih bagus dibawah kepemimpin Bupati Anas. Fasilitas lebih mudah didapatkan di Banyuwangi.
Jorg, WNA Jerman yang tinggal di Banyuwangi (Foto: Deanda Dewindaru/kumparan)